peringkat pengunjung

26 Mei 2013

METROPOLIS

Perlu Prasekolah bagi Siswa DO
Disdik Targetkan Tahun Ajaran Baru sudah Sekolah
Ilustrasi (Net)
Aziz Chan, Padek—Jelang ta­hun ajaran baru 2013/2014, Tim Posko Anti-Drop Out (DO) Kota Padang terus melakukan pen­da­taan anak putus sekolah di 104 ke­lurahan di Padang. Dalam pe­ne­lusurannya, ada sekitar pulu­han siswa tercancam DO di Pa­dang.

“Data pasti belum didapat­kan. Prosedurnya memang di­mu­lai dari RT, RW, kelurahan, dan kecamatan. Proses penda­taan ini dilakukan agar tidak ada siswa tertinggal, dan tidak putus sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Padang Indang De­wata, kepada Padang Ekspres, akhir pekan lalu.

Indang menambahkan, siswa DO akan diberikan pembekalan terlebih dahulu sebelum me­lanjutkan sekolahnya kembali. “Misalnya, siswa itu DO di kelas VIII SMP pada semester I, tim akan menguji apakah dia masih bisa menguasai pelajaran di semester I atau tidak. Jika tidak menguasai, maka akan tetap berada di semester itu,” ujarnya.

“Jadi tidak serta-merta siswa DO lalu menyambung begitu saja. Harus ada proses pengu­langan jika memang tidak mam­pu menguasai karena sudah lupa, maka siswa tersebut akan di­beri pengulangan dulu,” tutur Indang.

Indang mengatakan, para pelajar yang DO itu akan kem­bali bersekolah pada tahun ajaran baru ini. Untuk kategori DO ini, siswa yang putus seko­lah bukan karena kenakalan, seperti tawuran dan tindakan kriminal. Tapi, DO karena tidak memiliki biaya sekolah.

“Pemko akan memberikan mereka kelengkapan sekolah, seperti baju, alat tulis, dan lainnya. Selain itu, mengusa­ha­kan memberikan dan men­ca­rikan beasiswa bagi siswa-siswa yang pernah DO. Apalagi saat ini ada bantuan Baznas bisa dimanfaatkan oleh siswa ini untuk transportasi sehari-hari dan lainnya,” ucapnya.

Pengamat pendidikan dari UNP, Z Mawardi Effendi me­ngatakan, pengulangan atau prasekolah pasca-DO harus dilakukan. Jangan sampai siswa tersebut terkejut dan shock setelah lama berhenti sekolah. “Jika itu tidak dila­kukan, dikhawatirkan siswa ini akan takut dan menganggap se­kolah hal yang mem­bosan­kan,” ungkapnya.

Mawardi mengatakan, per­lu upaya perlahan agar siswa yang DO ini terbiasa kembali bersekolah. “Selama DO tentu mereka terbiasa hidup bebas dan mencari uang. Jika tiba-tiba bersekolah kembali tentu mereka ini perlu proses pem­biasaan,” sebutnya.

Sebelumnya, posko anti-DO ini diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, M Nuh saat peringa­tan Hari Pendidikan Nasional (2/5).  Tujuan didirikannya posko tersebut, agar anak-anak dapat melanjutkan pen­di­dikan lebih tinggi, terutama dari jenjang pendidikan dasar ke menengah.

Di samping itu, sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan, mulai ta­hun pelajaran 2013-2014 akan diterapkan Kurikulum 2013 untuk jenjang pendi­dikan da­sar dan menengah secara ber­tahap dan terbatas. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap komentar dengan sopan dan santun